Awalnya,
kumencoba menemani langkahnya
Tanpa
mengharapkan keindahannya dapat kugenggam
Tanpa berharap
untuk memiliki senyumannya
Tanpa
menghiraukan apapun yang kan menghadang
Kupikir
perjalanan ini akan selalu berlangsung indah
Namun,
sepertinya hati ini tak puas dengan hanya melihat keindahan dari jauh
Tak puas hanya dengan menyentuh senyumannya
Dia mulai
menagih haknya
Lantas,
kupenuhi sedikit keinginannya
Kucoba untuk
membuka isi didalamnya
Dan berharap
kedamaian kan masuk.
Tapi ternyata,
kekhawatiranpun ikut hadir didalamnya.
Kuberharap
dapat menyuntingnya
Namun, apa
daya..
Terlalu sulit
ternyata.
Kekhawatiran
itupun semakin membara
Dan menimbulkan
perih.
Disaat kutahu.
. .
Bahwa masih
tersisa jejak yang pernah menapaki hatimu yang kudamba. .
Yang masih
dapat memberikan warna di hidupmu. .
Perih semakin
melebur dengan kedamaian
Hingga tak
dapat dibedakan.
Ku tak tau
harus bagaimana. . .
Ku bingung harus berbuat apa. . .
Apakah hati ini
mampu mengatasinya?
Sepertinya
hanya waktu yang dapat menjawab
Dan kuhanya
bisa berharap . . .
Meski perih,
semoga luka ini takkan mendalam
Walaupun pahit,
kuharap masih terdapat madu sebagai penawarnya.