Awan-awan mulai
resah
Bumi seakan
larut dalam pilu
Pagi hanya
dapat meneteskan embunnya keatas dedaunan
Dan mungkin
takkan mampu membasahi bumi
Isyarat hati
ini telah mampu . . .
Mengubah
cerahnya pagi menjadi mendung
Membuat burung kehilangan
arah terbang
Elokkah lagi
air mata sebagai pengobat?
Kucoba bertanya
pada tiap tetesnya
Namun,
senantiasa mengering
Akhirnya,
kuhanya dapat menatapi
Berharap hari
esok lebih baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar