WELCOME TO MY BLOG...

Sabtu, 17 Desember 2011

Duet Selandia Baru-Korsel Ciptakan Robot untuk Manula

University of Auckland dari Selandia Baru menjalin kerjasama dengan sekelompok perusahaan dari Korea Selatan untuk mengembangkan studi robot. Uniknya, studi ini dipusatkan di perkampungan untuk kaum manula di Selwyn Village, Auckland.

Para peneliti yang terlibat menggunakan 31 robot dari Korsel dan satu dari Jepang. Serta menggunakan sumber daya manusia sebanyak 100 staf dan 100 warga Selwyn Village. Proyek yang diberi nama The Healthbots ini didanai oleh Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Inovasi. Tujuannya pun cukup mulia; memudahkan hidup kaum manula dan para pengasuhnya. 

Sebagai proyek perdana di dunia, proyek ini melibatkan kolaborasi beberapa badan. Di antaranya beberapa perusahaan asal Korsel, Uniservices, Institut Elektronik dan Riset Telekomunikasi (ETRI), Yujin Robot Company, serta ED Corporation dan Isan Solutions.

"Kami ingin membantu orang yang lebih tua agar lebih mandiri di mana pun mereka berada. Serta lebih bahagia dan lebih terhubung secara sosial menggunakan robot sebagai bantuan interaksi," ujar Kepala Proyek The Healthbots Professor Bruce Macdonald. "Kami juga ingin membantu para staf dengan mengerjakan hal-hal mudah dan memberi mereka waktu lebih untuk lebih manusiawi dan lebih peduli."

Proyek ini awalnya diluncurkan tahun 2008 dengan niat awal hanya memberi kuisoner untuk mengetahui apa yang diinginkan masyarakat dari robot kesehatan. Robot awal yang digunakan diberi nama Charlie yang bisa melakukan tugas layaknya perawat, seperti mengukur tekanan darah dan menghibur para penghuni panti jompo.

Selain itu, robot ini juga berperan sebagai penghubung antara penghuni karena dilengkapi dengan Skype di tubuhnya. Dengan demikian, para penghuni panti bisa melihat aktivitas satu sama lain. Ia juga bisa menjadi penjaga karena mampu membunyikan alarm jika ada penghuni panti yang jatuh.

"Robot bisa menyediakaan pilihan menarik dan juga bisa membantu komunikasi dan pemantauan kesehatan," kata Profesor dari General Practice and Primary Healthcare, Ngaire Kerse.

Tengkorak "Zombie" Abad ke-8 Ditemukan

Arkeolog di Irlandia menemukan sejumlah tulang belulang manusia  dengan batu besar tersumpal di mulutnya. Arkeolog menduga, tulang belulang tersebut adalah mayat hidup (zombie) yang hidup  pada abad ke-8.

Penelitian yang dipimpin oleh Chris Read seorang peneliti dari Institute Teknologi di Sligo ini sudah dilakukan dari tahun 2005 hingga 2009. Penelitian ini dilakukan di sebuah gereja kuno di County Roscommon Irlandia. Dari hasil penelitian, para arkeolog pun berhasil menemukan lebih dari 120 tulang belulang manusia tepatnya di sebuah kuburan tua yang dibangun sejak abad ke-7 dan abad ke-14.


Chris mengaku telah menemukan dua tengkorak laki-laki yang berusia sekitar 40 tahun dan 60 tahun serta tengkorak seorang pemuda.


"Salah satu di antaranya berbaring dengan batu tersumpal di mulutnya dan menatap ke atas. Sementara itu, yang lain terbaring dengan kepala menoleh ke samping dengan batu hitam tersumpal di mulutnya," paparnya pada Discovery News.


Batu yang tersumpal pada mulut mayat diyakini peneliti sebagai alat untuk menghentikan mayat hidup bangkit dari kuburnya. Menyumpalkan batu ini diduga menjadi ritual masyarakat abad pertengahan untuk membunuh vampir. Menurut sejarah Haiti, orang yang sudah mati dapat bangkit dari kubur dan menjadi mayat hidup.


Dalam kepercayaan mereka, mayat ini dihidupkan lewat sihir
voodoo, dan lewat hipnotis mayat akan bangkit dari kubur. Mayat itu pun berjalan seperti manusia, namun mereka tidak sadarkan diri.

Terkait mayat hidup ini, masyarakat Karibia pun sudah terpengaruh. Tak jarang bila masyarakat Karibia memutilasi jasad kerabatnya yang meninggal agar tidak bangkit menjadi mayat hidup.

"Pabrik Cat" Berumur 100.000 Tahun Ditemukan

Pabrik cat yang berusia 100.000 tahun telah ditemukan di Gua Blombos, 300 km dari Cape Town, Afrika Selatan. Dalam gua itu ditemukan beberapa alat yang digunakan untuk membuat cat, seperti pigmen warna merah dan kuning, wadah cat menggunakan kerang, spatula dan berbagai alat lainnya yang mungkin dibutuhkan oleh seniman zaman dulu.

Christopher Henshilwood dari Universitas Witwatersrand mengatakan bahwa penemuan ini penting karena dapat mendorong batas pemahaman manusia mengenai Homo sapiens saat menuju masa modern. "Penemuan ini mengindikasikan bahwa manusia telah berpikir modern sejak 100.000 tahun yang lalu dan ini adalah bukti dari pemikiran nenek moyang kita yang kompleks," tambahnya.

Diperlukan perencanaan tingkat tinggi untuk menyatukan semua elemen yang ada jika seni menjadi tujuannya. Dengan perencanaan seperti itu, membuktikan bahwa penghuni gua tersebut mampu berpikir simbolik. Mempelajari hal ini adalah kunci bagi para peneliti untuk menemukan asal-usul manusia.

Cat ini kemungkinan digunakan untuk mewarnai badan dan kulit manusia. Selain itu, kemungkinan juga cat tersebut digunakan pada kulit dan artefak lainnya. "Masyarakat zaman itu mulai mengekspresikan diri melalui cara baru yang kompleks. Ada kemungkinan hal ini menunjukkan orang-orang pada zaman tersebut berkomunikasi dengan cara yang sepenuhnya modern," jelas Henshilwood.

Sumber : nationalgeographic.co.id

Minggu, 11 Desember 2011

Forum 46 Bagian Otak Einstein Dipamerkan

46 Bagian Otak Einstein Dipamerkan
Evi Numen/Mütter Museum, The College of Physicians Philadelphia
Empat puluh enam bagian otak Albert Einstein, sang jenius penemu teori relativitas umum akan dipamerkan di Museum dan Perpusatakaan Sejarah Medis Mutter di Philadelphia.
Rencananya, pameran akan berlangsung selama 9 hari.Kurator Museum, Anna Dhody, menjelaskan bahwa pengunjung dapat melihat 45 sayatan otak Einstein dan satu preparat yang diperbesar di bawah lensa. "Pameran otak Einstein diharapkan dapat memacu orang berpikir tentang ilmu otak dan fisiologi," papar Anna.
Ahli Patologi Thomas Harvey menjelaskan, pengambilan otak Einstein sempat menimbulkan kontroversi. Padahal, dirinya telah diberi hak oleh keluarga Einstein, tapi ternyata justru pihak keluarga membantah. Akibatnya, Harvey dipecat dari pekerjaannya.
Namun ia masih menyimpan otak Einstein. "Mengambil otak Einstein adalah bagian dari standar umum otopsi," tegas Harvey. Setelah dipecat dari pekerjaanya, ia membuat sayatan otak Einstein. Lalu, sayatan ini dihibahkan pada William Ehrich, seorang ahli patologi Philadelphia. Waktu Ehrich meninggal, dan sayatan ini sempat diberikan ke beberapa orang hingga akhirnya masuk Mutter. 
Lucy Rorke-Adams, peneliti dari Rumah Sakit Khusus Anak di Philadelphia, mengungkapkan bahwa otak Einstein masih terlihat muda, secara mikroskopik. "Dia meninggal pada usia 76 tahun. Tapi jika Anda melihat otaknya, otaknya terlihat tidak tua," katanya.
Meski belum ada satu ilmuan yang bisa menjelaskan faktor yang menyebabkan Einstein begitu pintar ditinjau dari otaknya, beberapa penelitian telah menyebutkan keunikan otak Einstein.
Einstein meninggal pada 1955 akibat abdominal aneurism. Namun ia merupakan salah satu fenomena di abad 20. Bahkan hingga kini Einstein masih diperbicangkan terkait penelitian neutrino.

Sumber :  nationalgeographic.co.id

Masjid Berusia 711 Tahun Ditemukan di Oman

Ekspedisi gabungan antara Oman dan Prancis berhasil menemukan sebuah masjid kuno bernama Masjid Jumat di wilayah Qalhat, sebelah timur laut Oman.

Masjid ini dibangun oleh Bibi Maryam di tahun 1300 Masehi, demikian dikatakan Direktur Penggalian dan Situs Arkeologi di Kementerian Warisan dan Budaya, Biubwa Ali Al Sabri. Menurut sejarahnya, masjid berusia 711 tahun ini dihancurkan bangsa Portugis di tahun 1508 Masehi.

Sebagai bentuk pelestariannya, Kementerian setempat berencana membangun taman arkeologi dan museum di situs tersebut. "Temuan dari galian saat ini akan ditampilkan kepada pengunjung, turis, dan mahasiswa sejarah dan budaya," kata Al Sabri, Selasa, (6/12).

Qalhat, sebagai lokasi ditemukannya Masjid Jumat, merupakan satu-satunya kota kuno yang masih mempertahankan tradisinya. Ini tak lepas dari letak geografis Qalhat yang terlindungi oleh gunung dan laut. "Pembangunan manusia hanya memberi dampak kecil pada kota ini. Tim dari Prancis yang terlibat dalam penggalian ini juga menemukan beberapa fakta dan artefak menarik," tambah Al Sabri.

Qalhat awalnya diperkirakan terbentang sebesar 35 hektar dan dikelilingi oleh benteng. Menurut mendiang ahli geografi yang pernah mengunjungi Qalhat di 1230 Masehi, Ibnu Al Majawir, benteng itu dibangun tahun 1218 Masehi.

Pelabuhan Qalhat mengalami perkembangan pesat di bawah kekuasaan Gubernur Ayaz dan istrinya Bibi Maryam di tahun 1285-1310 Masehi. Menurut Ibnu Batuta yang juga mengunjungi Qalhat di tahun 1330 Masehi, Bibi Maryam membangun Mesjid Jumat dengan dekorasi keramik dari Iran.

Bangunan ini didirikan lima meter di atas ruang bawah tanah dengan total ketinggian paling tidak mencapai 10 meter. Ahli Sejarah Samudera Hindia Dr Axelle Rougeulle menyebut jika Masjid ini merupakan bangunan unik dan menarik.

Bagian mimbar, dinding, pilar, pintu, menara, dihias dengan keramik yang berasal dari Iran. Namun, di abad ke 15 Masehi, kepopuleran Qalhat kalah dari Muscat (sekarang Ibukota Oman). Qalhat akhirnya juga hancur oleh gempa bumi.

"Bangsa Portugis di tahun 1508 Masehi membakar Masjid Jumat hingga akhirnya benar-benar ditinggalkan," ujar Rougeulle.

Sumber : nationalgeographic.co.id

Beranda Kategori Blog Fotografi Fotokita Pembaca Arsip Forum Ditemukan, Anti Nyamuk dan Kasur Berusia 77 Ribu Tahun

Sejak jaman purba, manusia ternyata sudah punya kecenderungan membuat tidur nyaman lengkap dengan gangguan anti serangga. Hal ini dapat dibuktikan dengan penemuan kasur dan anti nyamuk tertua yang ditaksir berusia 77 ribu tahun di Afrika Selatan.
Para peneliti yang menemukannya mengklaim menemukan batu yang dilapisi daun dan batang yang dipadatkan. Paling tidak ada tiga lapisan berbeda yang ditemukan di situs Sibudu, Afsel. Batu  inilah yang diperkirakan digunakan manusia purba untuk beristirahat sekitar 38 ribu-77 ribu tahun lalu. 
'Matras' ini ditemukan dalam kondisi awet yang cukup baik. Lengkap dengan daun dan batang yang sudah menjadi fosil dan dilapisi dengan lapisan daun tipis. Kasur berlapis daun ini ternyata juga mengandung bahan kimia yang bisa digunakan untuk mengusir nyamuk.
"Pemilihan daun ini menandakan jika penduduk yang mendiami Sibudu sudah punya pengetahuan mengenai daun-daunan yang berada di sekitar tempat mereka tinggal. Mereka juga sudah mulai sadar kegunaan medis (dedaunan tersebut)," demikian ujar Profesor Lyn Wadley dari University of the Witwatersrand di Johannesburg,  Afsel, Jumat (9/12).
Penemuan ini juga 50 ribu tahun lebih tua dibanding hasil penemuan kasur manusia purba sebelumnya. Hasil analisa dari penemuan terbaru menyebut jika kasur ini berulang kali diperbarui sebelum akhirnya dibakar jika sudah tidak digunakan lagi.
"Mereka membakar kasur yang sudah tidak digunakan, kemungkinan untuk menghilangkan hama," ujar penulis lain dalam penelitian ini Dr Christopher Miller dari University of Tubingen di Jerman.

Sumber : nationalgeographic.co.id

Sabtu, 10 Desember 2011

Ilmuwan Temukan 47 Planet Kandidat Pengganti Bumi

Headline
London – Misi Kepler NASA mencari dunia baru untuk menggantikan Bumi mengalami kemajuan sangat pesat setahun terakhir. Selama misi, ditemukan 47 planet kandidat.
Para ilmuwan mulai membuat ‘indeks’ untuk mengkategorisasikan planet yang bisa dihuni. Sejauh ini, ditemukan 47 planet dan bulan dari 700 planet terdeteksi yang memenuhi syarat.
Planetary Habitability Laboratory (PHL) dari University of Puerto Rico di Arecibo (UPR Arecibo) menilai kandidat berdasarkan tempatnya di tata suryanya dan jenisnya.
“Hasil penting dari pemberian peringkat ini adalah kemampuan membandingkan exoplanet dari yang terbaik hingga terburuk untuk bisa dihuni manusia,” kata direktur PHL dan kepala penyelidik proyek, Abel Mendez.
Menurutnya, sejauh ini baru ada dua exoplanet yang memenuhi criteria hunian, yakni Gliese 581d dan HD 85512b. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk memastikan kecocokan untuk hidup di planet-planet tersebut.
“Saya berharap database ini akan membantu meningkatkan minat untuk membangun teleskop luar angkasa raksasa yang bisa digunakan untuk mengamati exoplanet secara langsung dan mencari kemungkinan tanda-tanda kehidupan,” tutup ahli sains planet hunia Jim Kasting dari Penn State seperti dikutip DM.

Sumber : inilah.com

Jumat, 09 Desember 2011

Astronom NASA Temukan Planet Biru Lain. Namun Kali ini Dapat Dihuni

Baru-baru ini, para astronom menemukan sebuah planet biru yang diduga dapat menunjang kehidupan manusia,  mengorbit sebuah bintang yang mirip dengan Matahari kita.
Misi Kepler NASA telah menemukan planet-planet baru selama beberapa tahun lalu, namun penemuan kali ini adalah yang pertama kali teleskop ruang angkasa tersebut menemukan planet berukuran besar yang dapat dihuni seperti bumi, yaitu sebuah planet berbatu dengan suhu permukaan sekitar 72 derajat Fahrenheit (22 derajat celcius), mirip dengan suhu musim semi di Bumi.
Planet layak huni
Sebuah tim peneliti, termasuk Alan Boss dari Institut Carnegie, membuat penemuan ini yang akan dipublikasikan dalam The Astrophysical Journal.
Tim penemu yang dipimpin oleh William Borucki dari NASA Ames Research Center, menggunakan data fotometrik dari teleskop ruang angkasa NASA, Kepler, yang memonitor sekitar 155.000 bintang.
Penemuan ini adalah deteksi pertama dari planet yang mungkin dihuni. Dimana bintang induk berjarak sekitar 600 tahun cahaya dari kita ke arah konstelasi Lyra dan Cygnus.
Bintang, yang termasuk kategori bintang G5, memiliki massa dan radius hanya sedikit lebih kecil daripada Matahari. Akibatnya, bintang tersebut sekitar 25 persen lebih kurang bercahaya dari Matahari.
Planet ini mengorbit bintang G5 dengan periode orbit 290 hari, dibandingkan dengan 365 hari yang dibutuhkan bumi untuk mengelilingi Matahari, dan berada pada jarak sekitar 15 persen lebih dekat ke bintangnya dibandingkan dengan Bumi ke Matahari. Hal inilah yang mengakibatkan suhu nyaman planet itu.
Ia mengorbit di tengah-tengah zona bintang yang dapat menunjang kehidupan, dimana air diharapkan dapat eksis di permukaan planet itu. Namun, para ahli juga mengatakan bahwa selain dapat dihuni, planet baru dengan ukuran 2,4 kali lebih besar dari Bumi ini kemungkinan juga berpenghuni.
“Penemuan ini mendukung keyakinan yang berkembang bahwa kita tinggal di alam semesta yang penuh sesak dengan kehidupan. Kepler di ambang menentukan melimpahnya planet mirip bumi di galaksi kita.” tutur Boss yang dikutip Mail Online.
“Sementara ini para ilmuwan telah memulai sebuah ‘indeks’ sistematis untuk mengkategorikan planet yang kemungkinan ‘layak huni’, dan sejauh ini, kami telah menemukan 47 planet dan bulan yang mungkin dapat mendukung kehidupan.” tambahnya.